Kapan terakhir kali kamu sangat menginginkan sesuatu sehingga benar-benar menyebabkan sesak napas dan membuat kamu menangis? Ketika kamu bisa sampai pada perasaan ini, kamu akan tahu betapa istimewanya perasaan itu. “The Last Dance” ESPN telah mengungkapkan wawasan yang luar biasa tentang pola pikir dan karakter atlet profesional terbesar dalam sejarah yaitu Michael Jordan.

Serial dokumenter ini telah memikat jutaan penggemar olahraga untuk alasan yang bagus. Kami telah mengintip jiwa Michael Jordan — pesaing utama, olahragawan, dan pemenang. Jordan tidak hanya bermain untuk memenangkan pertandingan. Menang adalah obsesi. Motivasi dan pola pikir kompetitifnya untuk menjadi yang terbaik adalah cara hidupnya. Apa yang dijelaskan oleh serial ini adalah kecerdasan emosional dan kekuatan mentalnya.

Seperti yang diungkapkan video di atas, Jordan didorong oleh keinginan kompetitif yang kuat yang mendorongnya untuk memecahkan rekor, memenangkan kejuaraan, dan mengukir warisan dalam pengetahuan olahraga. Dia memiliki harapan yang sangat tinggi dari rekan satu timnya. Bahkan, dia mengatakan bahwa dia tidak pernah meminta mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak akan dia lakukan. Sebuah pelajaran yang kuat dalam kepemimpinan.

Tonton lebih dekat dalam video dan kamu akan melihat satu lagi wawasan luar biasa tentang apa yang membuat Michael Jordan begitu istimewa. Michael Jordan terbakar dengan keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menang, dan mengatakan bahwa dia ingin rekan satu timnya menang.

Jordan tidak hanya untuk dirinya sendiri. Dia ingin berbagi rampasan kemenangan dengan para pemain di sekitarnya. Akibatnya Michael Jordan perlu memimpin dan mengangkat Timnya ke standar tinggi yang sama tetapkan untuk dirinya sendiri. Itulah tanda seorang juara.

Ada satu kalimat Michael Jordan yang membuat satu motivasi hebat untuk siapapun dalam berusaha menjadi terbaik yaitu “Saya telah melewatkan lebih dari 9000 tembakan dalam karir saya. Saya telah kehilangan hampir 300 pertandingan. 26 kali, saya telah dipercaya untuk melakukan tembakan kemenangan dan gagal. Saya telah gagal berulang kali dalam hidup saya. Dan itulah mengapa saya berhasil.” —Michael Jordan

Pola Pikir Seorang Juara

Photo by nydailynews.com

Di awal karirnya, Jordan mulai melatih pola pikir visualisasi, membayangkan dirinya membuat tembakan penentu kemenangan jauh sebelum dia menginjak lapangan basket. Imajinasi Jordan memicu kepercayaan diri, dorongan, dan keyakinannya pada dirinya sendiri.

Di mana beberapa pemain memilih untuk menghindar dari menjadi "pria" di saat-saat penting atau ingin melangkah untuk mengambil gambar kemenangan permainan, Jordan tidak pernah menghindar. Dia menghabiskan tembakan pemenang pertandingan untuk memenangkan kejuaraan nasional di perguruan tinggi, kemudian menyelesaikan perjalanannya yang tak tertandingi dengan Chicago Bulls dengan melakukan hal yang sama di Final NBA melawan Utah Jazz.

Michael Jordan mungkin adalah pemain bola basket paling berbakat yang pernah bermain, namun dia tidak hanya memiliki bakat. Jordan bekerja sama kerasnya bahkan lebih keras daripada pemain lain mana pun dalam permainan. Perpaduan yang luar biasa dari sikap, keinginan, kemauan keras dan obsesi dengan kesuksesan dan kerja keras inilah yang membawanya ke puncak profesinya.

Michael Jordan tidak akan membiarkan siapa pun mengalahkannya. Dia menjadi terbaik dalam segala hal mulai dari bermain kartu hingga mematikan pemain bertahan dan menyerang terbaik di tim lawan. Michael Jordan menemukan motivasi dalam setiap tantangan kompetitif yang bisa dia bayangkan. Dan kemudian, dia keluar dan mendominasi.

Momen kuat Jordan adalah tentang pola pikir, motivasi, semangat, dan kemauan untuk melakukan hal-hal hebat untuk diri sendiri dan orang lain. Karakter dan semangat sejatinya telah diungkapkan kepada kita. Kita bisa belajar banyak darinya dan semoga bisa menerapkan pelajaran ini dalam kehidupan kita sendiri.

Selama kariernya, Michael Jordan berhasil mendapatkan enam gelar juara dan sudah lima kali ditunjuk sebagai MVP regular, jelas ini pencapaian luar biasa. Setelah pensiun dari dunia basket tahun 2003 lalu, ia beralih menjadi seorang pengusaha.