Photo by Sinitta Leunen on Unsplash

Dan didunia nyata banyak juga terjadi aksi atau sesuatu hal yang buruk terjadi sama dengan dunia layer kaca yang sering kita lihat, dan banyak juga berkomentar hal itu terjadi karena suatu yang dipertontokan menjadi dampak terjadinya hal itu. Atau terkadang kita sendiri yang tidak sadar ternyata kita ada sisi sifat psikopat tersebut.

Seperti yang baru viral saat-saat ini adanya film squid game menceritakan kisah sekelompok orang yang mempertaruhkan hidup mereka dalam kelangsungan hidup yang misterius, game dengan hadiah ₩45.6 miliar (US$38,7 juta), dan 456 orang bertahan untuk bertahan hidup dengan mematikan satu sama lain. Melihat dari film tersebut apakah orang-orang tersebut disebut psikopat? Atau yang membuat game itu menjadi kesenangan pribadi untuk mendapatkan suatu kepuasan batin tanpa memikirkan empati dan perasaan antar manusia yang lain.

Yang dibahas disini bukan tentang squid game, akan tetapi sisi sifat psikopat, yang membuat banyak orang agak meragukan apakah itu ada didunia nyata. Fakta yang mengejutkan adalah 1 dari 100 orang yang ditemui sebenarnya bisa menjadi seorang psikopat dan bahkan yang lebih mengerikannya lagi semua orang memiliki sisi sifat psikopat dalam diri kita sendiri, dan jika beberapa orang memiliki sifat berbohong, curang dan tidak bisa mengertiin perasaan orang lain itu adalah contohnya yang tergolong memiliki sifat psikopat. Dan tentu dengan memiliki sifat seperti itu tidak bisa digolongkan menjadi seorang psikopat.

Arti psikopat sebenarnya

Photo source news.yale.edu

Jika mendengar dan melihat suatu kejadian nyata tentang seorang psikopat banyak yang terjadi mengapa jika mereka beraksi itu bahaya dan mengerikan? Psikopat itu istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki emosi, perasaan, dan hati nurani. Meski sering digunakan, psikopat bukanlah istilah medis yang tepat untuk kondisi ini, melainkan gangguan kepribadian antisosial. Singkatnya psikopat itu adalah suatu gangguan jiwa yang penderitanya tidak memiliki rasa empati atau merasa bersalah dengan orang lain. Ternyata bagian otak Ventromedial Prefrontal Cortex (Bagian yang menimbulkan rasa empati dan bersalah) tidak terhubung dengan Amygdala (bagian yang menimbukan rasa cemas dan takut) di dalam otak para psikopat.

Dan yang membuat lingkungan sekitarnya cemas adalah menyalahgunakan orang sekitar untuk mendapatkan sesuatu yang mereka mau dan jika sudah tidak dibutuhkan bisa ditinggalkan dan dilenyapkan begitu saja. Jika pada orang biasa rasa takut dihukum dan rasa bersalah korban itu bisa dianggap sebagai rem atau penahan agar mereka tidak melakukan hal yang buruk kembali dan pada sisi psikopat itu tidak ada, dan celakanya adalah mereka sangat gampang sekali berbaur dengan lingkungan.

Contohnya adalah Ted Bundy adalah psikopat dan pembunuh berantai paling terkenal yang pernah menggegerkan publik Amerika Serikat pada 1970 hingga 1980-an. Beberapa ahli bahkan percaya bahwa Ted Bundy telah melakukan kejahatannya sebelum 1970. Ditulis dalam laman Britannica, Ted Bundy akhirnya dinyatakan bersalah dan dihukum mati pada 1989.

Ted Bundy memiliki masa kecil yang kelam. Ia sering menjadi sasaran perundungan dan hubungan dengan ayah tirinya juga tidak bagus. Namun, hal tersebut tidak mengurangi kecerdasan Bundy. Terbukti, ia memiliki karier pendidikan cukup bagus di perguruan tinggi. Ditambah, ia memiliki karisma yang akan membuat banyak perempuan jatuh hati.

Ia benar-benar tampak normal seperti laki-laki kelas atas pada umumnya. Ia cerdas dan dapat berbicara dengan tutur kata yang sangat baik dan berpendidikan sehingga membuat siapa saja tak akan menyangka bahwa ia juga merupakan pembunuh berdarah dingin.

Ted Bundy terbukti secara meyakinkan telah membunuh, menculik, dan memerkosa puluhan korban. Ia sendiri mengakui ada 28 korban yang ia bunuh. Namun, pihak kepolisian dan kejaksaan meyakini bahwa ada ratusan kasus pembunuhan yang pernah dilakukan oleh Ted Bundy. Akhirnya, Bundy dihukum mati dengan kursi listrik pada 1989 di Florida, Amerika.

Awal menjadi psikopat

Photo by Taras Chernus on Unsplash

Meskipun penelitian saat ini masih berjalan, namun hal utama yang menjadi seseorang memiliki sifat psikopat adalah genetik, trauma masa kecil, kekerasan, bullying dan sociopath (istilah yang berkembang di masyarakat yang merujuk pada orang yang memiliki sociopathy). Sociopathy sendiri adalah pola perilaku dan sikap antisosial, seperti manipulasi, agresi, dan kurangnya empati kepada orang lain. Jadi, sociopath adalah orangnya, sementara sociopathy adalah pola perilaku yang dimiliki orang tersebut.

Dan sebenarnya ada satu hal yang dianggap salah dari psikopat adalah para psikopat tidak otomatis menjadi orang sadis dan jahat, menurut peneliti Prof Jim Fallon seorang ahli saraf, ia menemukan fakta itu dengan cara tidak lazim. Bidang Profesor Fallon adalah psikiatri dan perilaku manusia di University of California-Irvine. Ia sedang mengkaji hasil pindai otak para pembunuh dan menggunakan data pindai keluarganya sebagai pembanding. Karakter biologis penting tapi bukan segalanya ketika dipakai untuk menentukan apakah seseorang hidup sebagai pembunuh atau tidak. Bagi Fallon, ada sisi positif bahwa ia bisa melihat sesuatu secara tidak memihak dan "tidak terikat emosi" dari berbagai peristiwa. Salah satunya, ia jadi andalan saat ada teman atau keluarga yang butuh nasihat. Dan yang pasti fallon tidak memiliki rasa untuk nangis disaat seseorang bercerita sesuatu hal yang menyedihkan.

Sampai sekarang para peneliti masih belum bisa menemukan secara pasti sifat psikopat dilihat dari kegiatan, aktivitas dan kehidupan keseharian saja jika tidak di teliti dari otak yang dimiliki orang disekitar kita tersebut.