Menurut Prediksi, Para Pencinta Korea Pop Akan Mengalami Kehilangan Idolanya

Siapa sih yang tidak tahu dengan lagu “Permission to Dance” – nya dari grup vocal asal Korea BTS. Pasti kalian langsung menyanyikan We don't need to worry, Cause when we fall, we know how to land, Don't need to talk the talk, just walk the walk tonight, Cause we don't need permission to dance, Da-na-na-na-na-na-na, da-na-na-na-na-na-na.

Budaya pop Korea memang melanda di seluruh dunia bahkan pencinta setia mereka tersebar. Tidak luput di Indonesia, bila kita masih mengingat kejadian salah satu makanan cepat saji yang berkolaborasi dengan grup vokal BTS. Iya, penggemar setia BTS di tanah air atau biasa disebut dengan BTS Army ternyata banyak sekali hingga membuat merek makanan saji tersebut kewalahan menangani membanjirnya pesanan makanan kolaborasi dengan BTS.  

Photo source: variety.com

Nah, buat kalian para pencinta budaya pop Korea harus bersiap akan kehilangan para idola KPOP di tahun yang akan datang. Kenapa? Menurut video yang dilansir di akun YouTube Korea Now dengan judul “Human instincts may lead South Korea to natural extinction | The population paradox”, Korea Selatan menurut prediksi statistika akan mengalami kepunahan generasi penerus pada tahun 2800.

Saat ini menurut data rata-rata tingkat kelahiran ada pada angka 2,4. Negara kita, Indonesia, pada tahun 2019 tercatat memiliki angka tingkat kelahiran 2,3, sedikit di bawah angka rata-rata dunia. Namun Indonesia masih memiliki 270 juta jiwa penduduk. Sedangkan Korea Selatan pada tahun 2019 memiliki angka kelahiran sebesar 0,92 dan dengan total jumlah penduduk Sebanyak 51,71 juta jiwa.

Photo by 邱 严 on Unsplash

Hal ini merupakan sebuah masalah yang terus diatasi oleh Pemerintah Korea Selatan. Selama 14 tahun, Pemerintah Korea Selatan telah menggelontorkan dana sebesar 166 Miliar US Dollar untuk meningkatkan laju angka kelahiran di Korea Selatan. Hingga kini upaya tersebut masih belum berdampak signifikan terhadap program peningkatan angka kelahiran.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Menurut Korea Institute for Health and Social Affairs, ada tiga hal yang menjadi penghambat angka tingkat kelahiran. Isu pertama adalah generasi muda Korea tidak menginginkan untuk mempunyai keturunan karena ketidak stabilan secara finansial. Tingginya biaya untuk membesarkan seorang anak di Korea Selatan menjadi faktor kedua yang mempengaruhi penurunan angka kelahiran. Isu terakhir adalah generasi muda Korea Selatan menganggap lebih mudah hidup tanpa anak.

Photo source: today.in-24.com

Ada yang bilang film merupakan gambaran realitas yang sedang terjadi dalam suatu tatanan masyarakat. Coba deh dipikirkan kalau kita lihat drama Korea yang lagi banyak diputar saat ini. Sepertinya jarang terlihat sosok anak kecil atau gambaran keluarga. Menurut kalian gimana?

Setelah membaca ini mungkin kalian akan mengetahui bagaimana pentingnya peranan warga negara dalam menopang kehidupan baik itu secara ekonomi, sosial dan keberlangsungan bernegara. Buat para pencinta Korea Pop doakan yuk semoga generasi muda Korea Selatan dapat membantu angka kelahiran, buat melihat the next idol layaknya grup vocal BTS di masa yang akan datang.