Kisah Inspiratif: Aplikasi WhatsApp Mulai Dari Awal Pembuatan

WhatsApp merupakan aplikasi smartphone yang memiliki 1,3 miliar pengguna. Tak heran bila semua orang mengenal dan menggunakan WhatApp setiap saat. Sebagai aplikasi, WhatsApp, terbilang mudah digunakan, praktis, singkat, dan aman.

Kisah Inspiratif: Aplikasi WhatsApp Mulai Dari Awal Pembuatan

 

WhastApp merupakan aplikasi komunikasi masa depan yang telah hadir saat ini. Sebuah aplikasi yang membuat kamu mengirimkan pesan tulisan, gambar, video, suara, bahkan voice call dan video call secara perorangan maupun banyak orang. WhatsApp merupakan aplikasi yang dapat digunakan melalui smartphone berbasis android maupun iOS. Tidak ketinggalan menggunakan perangkat PC (Personal Computer) dan Mac.

 

 

Mengenal Aplikasi WhatsApp

 

Sejarah awal aplikasi WhatsApp ini menarik untuk disimak, terlebih berbeda dengan kisah startup lainnya. Pendiri WhatsApp merupakan dua orang yang tidak memiliki gelar karena drop out kuliah demi mengejar ide atau gagasan usaha mereka. Bahkan baik Brian Acton dan Jan Koum telah berusia 30-an dan bekerja pada perusahaan ternama Yahoo!, namun berhenti untuk mengejar impian memiliki usaha sendiri.

 

Aplikasi WhatsApp diluncurkan pada Januari 2009 oleh dua orang mantan developer Yahoo!, yaitu Brian Acton dan Jan Koum. Keduanya meninggalkan perusahaan Yahoo! pada September 2007. Keduanya kemudian melakukan traveling. Saat traveling kendala untuk tetap berkomunikasi dengan keluarga dan teman sejawat sangat sulit. Terlebih saat Jan Koum ditolak lamaran kerjanya oleh Facebook. Menghabiskan tabungan dari penghasilan sebelumnya menjadi penyambung hidupnya.

 

 

Peluncuran WhatsApp 1.0

 

Jan Koum segera menyadari bahwa membuat aplikasi smartphone merupakan langkah untuk menghentikan uang tabungan miliknya, setelah ia membeli iPhone pada tahun 2009. Aplikasi smartphone merupakan bisnis masa depan. Jan Koum mengeksplorasi kemungkinan untuk membuat aplikasi yang memungkinkan semua orang untuk dapat melakukan komunikasi dengan stabil, mudah, dan cepat. Bersama dengan Brian Acton, Jan Koum mendiskusikan konsep awal aplikasi WhatsApp.

 

Keduanya kemudian mendatangi Alex Fishman untuk meminta masukan-masukan baru. Setelah mendapatkan masukan, Jan Koum dan Brian Acton tidak dapat dengan mudah mewujudkan aplikasi WhatsApp tanpa bantuan dari iOS developer. Melalui Alex Fishman, Jan Koum dan Brian Acton diperkenalkan dengan developer Rusia, Igor Solomennikov melalui aplikasi RentACoder.com.

 

Kisah awal pembangunan aplikasi WhatsApp tidaklah mulus, halangan dan rintangan terus menerpa layaknya situasi yang dirasakan oleh semua pengusaha sukses. Namun aplikasi WhatsApp dapat dikembangkan dengan badan usaha WhatsApp, Inc yang didirikan di California pada tanggal 24 Februari 2009. Sedangkan nama merek aplikasi WhatsApp dipilih agar terdengar seperti What’s Up yang berarti apa kabar. Hal ini sejalan dengan Konsep awal WhatsApp sebagai aplikasi yang menyebarkan status.

 

Sesaat WhatsApp telah selesai dikembangkan, Jan Koum melakukan demo aplikasi ke beberapa temannya. Termasuk kepada Alex Fisherman. Respon dari teman-teman dan Alex Fisherman terhadap aplikasi WhatsApp tidak seperti yang diharapkan oleh Jan Koum. Mereka tidak menyukainya dan menganggap WhatsApp aplikasi dengan segudang masalah seperti: penghabis baterai smartphone, aplikasi yang kerap kali crash, dan beragam kekurangan lainnya.  Hal ini membuat Jan Koum frustasi dan berniat untuk mencari pekerjaan kembali. Namun Brian Acton menyemangati partnernya dengan mengatakan “You’d be an idiot to quit now. Give it a few more months.” yang berarti kamu seorang idiot kalau menyerah sekarang. Bertahan Saja beberapa bulan lagi.

 

 

Berkat Fitur Push Notification

 

Pada Juni 2009, Apple meluncurkan fitur baru yaitu push notifications. Fitur ini hadir berdasarkan kebutuhan Apple untuk mengingatkan para pengguna ketika sedang tidak menggunakan aplikasi yang telah terpasang pada smartphone mereka. Jan Koum melihat fitur ini sebagai langkah terobosan yang harus segera ia manfaatkan. Kapitalisasi fitur push notifications pada aplikasi WhatsApp dengan pembaharuan dan pengembangan push notifications ketika pengguna merubah status mereka pada aplikasi WhatsApp semua teman dapat segera mendapatkan notifikasi tersebut.  

 

Salah seorang teman Alex Fisherman di Rusia mengetahui pembaharuan tersebut dan langsung menggunakannya. Menurutnya pembaharuan tersebut merupakan hal yang menyenangkan. Pengguna mulai melakukan perubahan status, dan teman-teman mereka mulai menyapa perubahan status mereka seperti “I’m at the gym”, “Can’t talk”, bahkan “I’m in love”. Seketika WhatsApp menjadi aplikasi pesan komunikasi yang digemari melalui perubahan status masing-masing. Semisal Indra mengunggah “What’s Up, Noni?” dan Noni membalasnya dengan mengubah statusnya seperti “I miss you Indra.”

 

Jan Koum juga melihat kesempatan emas untuk melakukan pembaharuaan WhatsApp menjadi versi 2.0 dari para pengguna sekitar rumahnya di Santa Clara. Kebutuhan akan sebuah aplikasi instant messaging berbasis internet. Menurut Jan Koum kebutuhan untuk dapat menghubungi dan berkomunikasi dengan teman yang nun jauh secara instan menggunakan perangkat smartphone merupakan sesuatu yang luar biasa saat itu.

 

 

Lahirnya WhatsApp 2.0

 

Tidak lama setelah melihat peluang Santa Clara, WhatsApp 2.0 diluncurkan namun masih pada tahap beta (tahapan percobaan atau belum stabil). Peluncuran WhatsApp 2.0 disambut baik oleh para penggunanya. Konsep penggunaan nomor selular yang dapat mengirimkan pesan tanpa menggunakan layanan SMS yang dimiliki oleh operator telekomunikasi, melainkan menggunakan internet.

 

Para pengguna menyukai konsep WhatsApp yang berbeda dengan aplikasi instant messaging terkenal lainnya. BlackBerry Messenger, Google Talk, Skype, dan Yahoo Messenger menuntutmu untuk memiliki ID unik milik temanmu untuk dapat mengirimkan pesan. Konsep menggunakan nomor selular membuat WhatsApp mengalami lonjakan pengguna dalam hitungan bulan. WhatsApp 2.0 dapat diunduh melalui App Store pada tahun 2009. Pihak WhatsApp melakukan pemberitahuan resmi bahwa pada 27 Agustus 2009, WhatsApp 2.0 resmi diunggah ke App Store, mungkin butuh beberapa minggu untuk dapat diunduh oleh para pengguna. Sebuah terobosan yang ditunggu walau WhatsApp 2.0 hanya dapat mengirimkan pesan teks saja.

 

Photo by Karolina Grabowska

 

Pendanaan Aplikasi WhatsApp

 

Brian Acton jarang disebutkan pada tulisan di atas. Selintas seperti Jan Koum yang banyak berperan dalam mengembangkan WhatsApp. Mulai dari menggagas, mengembangkan, dan menyebarkan peranan Jan Koum terlihat dominan. Memang boleh dikatakan Brian Acton bukan member aktif tim hingga pada Oktober 2019. Kala itu Brian Acton berhasil meyakinkan lima mantan karyawan Yahoo! untuk menginvestasikan dana sebesar US$ 250.000.

 

Brian Acton setelah WhatsApp 1.0 diluncurkan masih sibuk mencari ide usaha startup. Dengan Jan Koum membawakan WhatsApp 2.0, Brian Acton semangat untuk memajukan WhatsApp. Menurut Brian Acton, WhatsApp 2.0 merupakan sebuah aplikasi yang dapat dapat terus berkembang besar. Brian Acton pun bergabung secara resmi menjadi tim WhatsApp pada tanggal 1 November 2009.

 

 

WhatsApp Aplikasi Cross-Platform

 

Berakhirnya tahap beta, WhatsApp resmi diluncurkan di App Store untuk pengguna iPhone sebagai aplikasi instant messaging. WhatsApp dapat digunakan sebagai pengganti layanan SMS secara lokal maupun internasional secara gratis menggunakan jaringan internet. Dua bulan kemudian setelah peluncuran WhatsApp 2.0 secara resmi, Jan Koum mempekerjakan Chris Peiffer untuk membangun aplikasi WhatsApp berbasis BlackBerry. Pada mulanya Chris Peiffer memiliki pemikiran layaknya sebagian besar warga Amerika yang mempertanyakan fungsi pembangunan platform berbeda. Menurutnya orang masih bisa mengirimkan pesan menggunakan SMS. Maklum saat itu layanan SMS bagi warga Amerika relatif bisa dikatakan gratis.

 

Memang Chris Peiffer tidak mengetahui Tujuan Jan Koum untuk membawa WhatsApp pada belahan negara lainnya di luar Amerika Serikat. Jan Koum mengincar pengguna di Eropa dan Asia. Karena pengguna SMS di Eropa dan Asia masih menerapkan kuota. Walapun meragukan, Chris Peiffer tetap mengerjakan pesanan pengembangan aplikasi WhatsApp berbasis BlackBerry dari Jan Koum.

 

Pada tahun 2011, WhatsApp mulai dapat digunakan sebagai aplikasi instant messaging di semua platform. Hal ini berarti aplikasi WhatsApp sudah bisa digunakan oleh pengguna smartphone beragam basis. Tidak hanya oleh pengguna iPhone, WhatApp sudah bisa digunakan oleh pengguna smartphone berbasis Android, Nokia, dan BlackBerry. Kemampuan aplikasi WhatsApp ini membuat SMS semakin tergusur keberadaan dan penggunaannya.

 

 

Akuisisi WhatsApp oleh Facebook

 

Investasi awal sebesar 250.000 Dolar Amerika, membuat WhatsApp digunakan oleh lebih dari 200 juta pengguna pada akhir tahun 2012. Hal tersebut yang membuat ketertarikan Facebook untuk mengambil alih WhatsApp pada Februari 2014 dengan nilai pembelian sebesar 1,9 miliar Dolar Amerika. Sebuah nilai menurut Buzzfeed News, Facebook melakukan akuisisi Whatsapp sebagai upaya untuk mengantisipasi pesaing masa depan. Facebook telah memprediksi hal tersebut menggunakan aplikasi analitik milik Facebook, Onavo.

 

Facebook pada waktu tersebut memiliki misi untuk menjadi perusahaan mobile nomor satu dengan core business layanan messaging. WhatsApp merupakan pesaing terbesar dari Facebook Messenger, bahkan mengalahkan engagement rate dari aplikasi Facebook Messenger. Facebook menjatuhkan pilihan untuk mengakuisisi WhatsApp meski banyak aplikasi instant messaging lainnya yang juga naik daun seperti LINE, WeChat, Viber, dan Kik.

 

 

Perpisahan Para Pendiri WhatsApp

 

Seiring dengan ambisi Facebook yang terus bergulir, Brian Acton mengundurkan diri dengan Facebook (pemilik WhatsApp) pada September 2017. Brian Acton melanjutkan karirnya bekerja pada usaha nirlaba miliknya, Signal Foundation. Demikian Jan Koum melakukan langkah mundur dari Facebook dikarenakan sudah tidak memiliki pemahaman yang sama dengan perusahaan mengenai kebijakan penggunaan data personal dan model bisnis WhatsApp yang terbaru.

 

Jan Koum sempat mengunggah status mengenai perasaannya saat meninggalkan WhatsApp. Dalam tulisan status sosial medianya, Jan Koum mengungkapkan bahwa WhatsApp telah satu dekade sejak ia dan Brian memulainya. Sebuah perjalanan yang mengagumkan dan menyenangkan bekerja dengan tim kecil yang menghasilkan sebuah aplikasi yang digunakan oleh banyak orang di berbagai negara.

 

Jan Koum juga mengutarakan pengunduran dirinya untuk menikmati hal lain selain berkutat pada bidang teknologi seperti menikmati koleksi Porsche dan bermain Frisbee. Meski demikian Jan Koum juga tetap bangga dengan tim baru WhatsApp di bawah naungan Facebook. Tak lepas Jan Koum berterima kasih kepada semua pengguna WhatsApp yang membuat petualangan Jan Koum membangun WhatsApp menjadi sebuah aplikasi yang ada seperti sekarang ini.

 

Bagaimana kisah para pendiri WhatsApp? Menggugah kamu untuk mulai mengembangkan mimpi atau ide menjadi usahamu? Semoga ide atau mimpimu memiliki usaha seperti Jan Koum dan Brian Acton bisa segera terwujud.